surat untuk Alea
Dear Alea Kirana
Apa kabar kamu hari ini? aku mendoakan semoga Tuhan selalu memberkatimu dimanapun kamu berada :)
Ada banyak cerita yang ingin kusampaikan padamu, aku ingin kamu mendengarku, kalimat per kalimat, paragraf per paragraf. Kamu masih ingat tentang seseorang yang pernah ku ceritakan padamu? ya, dia. kekasihku. namun kini aku tidak ingin bercerita tentang bagaimana bahagianya aku tapi tentang "black sorrow".
Kali ini aku hanya ingin
membagi cerita tentang seorang kekasih yang menganggapku tak layak berdiri disisinya. Entahlah aku harus
memulai dari mana ceritaku ini. Hmm, dia seorang yang selalu aku puja, meskipun
aku pernah disakitinya, namun aku tetap melapangkan tanganku agar dia aman
dalam dekapanku. Dia manusia yang mampu membuatku tertawa setelah sekian lama
aku menantikan manusia lain yang tidak
kunjung datang setelah kepergiannya. Aku
selalu merasa nyaman ada disampingnya. Aku selalu diberi harapan setelah
semuanya gelap didepan mataku. Dia memberiku mimpi yang tak kunjung usai. Alea,
aku masih bingung dengan semua hal ini. Apa aku terlalu bodoh untuk selalu
percaya padanya?
Alea, pernah
suatu ketika dia memintaku datang ke sisinya, dan sekarang aku mulai mengerti
mengapa dia menganggapku tidak pernah layak, sebab semua hal yang dia minta
selalu aku penuhi. Poor me Alea. Apakah
semua waktu bisa aku ulang? Jika bisa, aku hanya ingin mengulang satu masa,
masa dimana pertemuan pertama kita terjadi. Jika aku bisa mengulang
keputusanku, maka, aku tidak akan datang ke tempat dimana kami pertama bertemu.
Alea, banyak
hal telah kusesali dalam kehidupanku beberapa tahun terakhir ini. Apa alasanku berdiri disini hanya karena ada
beberapa orang yang berharap kepadaku. Alea, jika menghilang adalah
satu-satunya cara agar bisa hilang dari pandangannya, akan aku lakukan. Alea,
seberapa banyak lagi aku harus
berkorban? Sampai kapan aku menghancurkan diriku sendiri? Alea, aku lelah
dengan semua hal yang dia berikan kepadaku, harapan, mimpi, janji. Aku lelah
karena perlahan semua harapan darinya dia hancurkan, semua mimpi yang dia
berikan dia sirnakan, dan semua janji akan dia ingkari.
Alea, jangan
tertawa akan kepedihanku, aku tau aku bodoh dan sangat tidak tahu malu, aku
lebih tahu diriku dari pada dirimu. Kamu hanya melihat sikap yang kutunjukkan
dalam beberapa kalimat, dan itupun hanya melalui tulisan. Tapi apa kamu
benar-benar mengerti akan rasa pedih yang kualami?
Alea, jika
semua hal pergi dari diriku, apa kamu
akan tetap berada disisiku? Aku hanya ingin melihatnya tersenyum menghadap wajahku Alea,
senyumnya padaku sudah hilang entah kemana. Hangatnya padaku telah sirna. Yang
ada hanya cacian, hinaan, dan rasa rendah dimatanya. Alea, aku harus bagaimana?
Apakah menghilang adalah satu-satunya cara?
Akan kubuat
diriku lebih berharga, lebih menghargai diriku, lebih menarik, dan lebih baik
dari yang bisa dia bayangkan. 20 tahun tanpanya aku bisa, jadi setelah dua
tahun kegelapan ini aku pasti akan bisa melewatinya.
Doakan aku ya,
Alea.
Best Regard
Nisa