Status gizi dan hubungannya dengan social kebudayaan masyarakat
Seperti yang kita ketahui status gizi adalah keseimbangan antara
intake (jumlah asupan) dan requirement (jumlah kebutuhan) oleh tubuh untuk
berbagai fungi biologis ( pertumbuhan, perkembangan, aktivitas,pemeliharaan
kesehatan dan lainnya). Status gizi dipegaruhi oleh berbagai factor salah
satunya adalah social kebudayaan masyarakat.
Hubungan
Social kebudayaan masyarakat dengan status gizi seseorang mempunyai beberapa
factor :
a.
Kepercayaan dan
agama
Kepercayaan memegang peranan penting dalam proses pemilihan makanan
karena ini termasuk dalam hal apa yang di tabukan dalam masyarakat walaupun hal
itu tidak menguntungkan bahkan merugikan bagi kesehatan namun masih banyak
masyarakat yang tetap mengikutinya. Dalam hal keagamaan, khususnya dalam
pandangan ISLAM, telah mengatur apa-apa
saja yang boleh dimakan dan tidak boleh
yang disebut halal atau haramnya suatu makanan itu dikonsumsi.
b.
Pendapat tentang
kesehatan
pendapat anggota keluarga yang mengatakan semakin gemuk semakin makmur
masih terjadi dalam masyarakat yang mangakibat keluarga tersebut tidak
memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsinya. Di Negara berkembang seperti
Indonesia misalnya, konsumsi karbohidratnya melebihi kebutuhan. Yang mana hal
ini mengakibatkan banyak kasus obesitas dikalangan masayarakat.
c.
Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi masyarakat dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan
setiap keluarga, semakin tinggi tingkat pendidikan suatu keluarga kemungkinan
besar pengetahuan akan gizinya semakin besar. Begitu pula sebaliknya.
d.
Factor fisiologis
Factor fisiologis mencakup penyakit yang diderita oleh seseorang yang
mengakibatkannya tidak bisa mencukupi asupan nutrisi yang berguna untuk
tubuhnya. Seperti infeksi saluran cerna maupun penyakit bulimia yang
menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan kronik.
e.
Pekerjaan
Pekerjaan seseorang bisa mempengaruhi status gizinya. Misalnya semakin
tinggi mobilitas seseorang dalam bekerja, biasanya semakin tinggi pula
ketergantungan akan makanan instan yang mana hal ini dapat mengganggu asupan
nutrisi ke dalam tubuh.
f.
Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, akan berpengaruh terhadap
pengetahuan dan pemahamannya tentang keseimbangan gizi yang diperlukan oleh
tubuh.
g.
Suku bangsa
Suku bangsa mempengaruhi dalam pemilihan makanan pokok dalam suatu
masyarakat, misalnya di Indonesia masyarakatnya rata-rata mengkonsumsi beras.
Dan di eropa rata-rata masyarakatnya mengkonsumsi gandum dalam bentuk sereal
ataupun roti.
h.
Lingkungan tempat
tinggal
Lingkungan tempat tinggal sama halnya dengan suku bangsa, dalam
pemilihan bahan makanan mengikuti tren yang ada di masyarakat tempat
tinggalnya.
i.
Lifestyle
Lifestyle di pengaruhi oleh pendapatan, pekerjaan, dan lingkungan
tempat tinggal seseorang tersebut.
j.
Pendapatan
Pendapatan seseorang mempengaruhi dalam hal daya beli terhadap makanan,
semakin tinggi penghasilan, biasanya daya belinya semakin baik dan begitupula sebaliknya.
Jadi, dalam penentuan status gizi masyarakat kita harus melihat dari
berbagai factor dan sudut pandang sehingga tidak salah dalam menganalisa
penyebab masalah kesehatan khususnya yang terkait dengan gizi.
SUMBER :
Dra. Nurhaedar ,Apt,M.Kes . Social
budaya gizi.ppt . di akses tanggal 4 april 2012
Suyatno. Penentuan Status Gizi. http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/11/pengertian-penentuan-status-gizi.pdf . diakses tanggal 5 april 2012
0 komentar:
Posting Komentar